Minggu, 22 Juli 2018

ALASAN Warga Bogor Malas Pergi Ke Puncak

ALASAN Warga Bogor Malas Pergi Ke Puncak?

Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor sudah sejak lama terkenal dengan berbagai keindahan alamnya. Didukung oleh kesejukan hawa pegunungan yang dapat membuat pengunjung bisa merasakan segarnya udara, membuatnya menjadi kawasan wisata yang sangat diminati di Bogor.

Meskipun demikian, tahukah Anda bahwa warga Bogor malas pergi ke Puncak?
Betul. Tidak mengada-ada. Mayoritas warga Bogor akan menjawab dengan “Malas Ah” kalau diajak pergi ke kawasan yang terletak di antara Cianjur dan Bogor ini.
Masalahnya bukan terletak pada tempat itu sendiri. Sebagian besar warga Bogor mengakui bahwa Puncak masih merupakan lokasi yang mereka ingin kunjungi untuk berlibur. Berbagai tempat yang ada di sekitarnya masih memberikan daya tarik yang kuat bahkan bagi warga Bogor sendiri.

Meskipun demikian, kesemua daya tarik tersebut tidak mampu merubah warga Bogor menjadi tidak malas pergi ke Puncak.
Alasannya ternyata sederhana sekali. Kemacetan!

Ya, memang hanya itu alasan yang menghambat warga Bogor untuk berkunjung ke kawasan ini. Kalau tidak sangat terpaksa dan sudah dijadwalkan, mayoritas akan memilih untuk tidak pergi kesana. Bahkan bila warga Bogor yang hendak menuju Bandung sering memilih untuk melewati rute Jagorawi-Cipularang daripada harus melewati jalur Puncak.
Warga Bogor Malas Pergi Ke PuncakHal ini semua karena waktu tempuh bila melalui jalur ini bisa sangat lama dan mengesalkan. Antrian panjang kendaraan seperti tidak ada putusnya. Bahkan deretan mobil yang tak bisa bergerak lebih dari 2 kilometer perjam bisa ditemukan jauh sebelum memasuki kawasan tersebut.
 Kejadian ini merupakan sesuatu yang rutin terjadi setiap hari Sabtu, Minggu atau Libur. 
Apalagi ketika ada akhir pekan panjang. Antrian kendaraan yang menuju ke arah Puncak bisa mencapai lebih dari 10 kilometer.

Kemacetan sudah bisa mulai dirasakan sejak mendekati Pintu Keluar Tol Jagorawi di Ciawi. Kecepatan kendaraan di kala itu biasanya jarang melebihi 2 kilometer perjam. Antrian bahkan bisa ditemukan di pagi hari hingga malam hari.

Mayoritas kendaraan yang menuju ke kawasan Puncak akan memiliki Nomor Polisi Jakarta. Sesuatu yang menunjukkan kepopuleran kawasan ini di ibukota tersebut.
Meskipun demikian, bila pada hari biasa, jalur ke arah kawasan ini lebih menyenangkan karena lancar. Tidak akan ditemukan antrian kendaraan menunggu giliran menuju ke arah Puncak.
——-
Warga Bogor Malas Pergi Ke Puncak
Walaupun, saya sudah mengetahui karakter berbagai jalur menuju ke kawasan Puncak, hari ini saya dan keluarga mencoba untuk menuju ke kawasan Puncak. Sekedar untuk berlibur dan mencari suasana baru.
Sayangnya, niat tersebut tidak kesampaian. Pada akhirnya, kendaraan yang kami tumpangi kami belokkan kembali mengarah ke kota Bogor. Padahal lebih dari 1 1/2 jam sudah dihabiskan di dalam jalan Tol Jagorawi mengarah ke Ciawi.

Dengan antrian yang sudah melebihi 3  kilometer tersebut, sudah bisa terbayangkan waktu yang akan dibutuhkan untuk mencapai lokasi. Padahal ini adalah H+2 Lebaran 2015 dimana sebagian besar warga Jakarta masih berada di kampung halaman.
Rupanya, warga Jakarta yang tersisa masih sangat banyak dan berpikiran sama untuk berlibur di Puncak. Hasilnya, jebakan kemacetan nan panjang, yang bukan hanya menguras tenaga, waktu dan biaya.

Itulah yang membuat warga Bogor malas pergi ke puncak.
Apakah akan seterusnya? Mungkin tidak, Warga Bogor tidak akan pernah malas pergi ke Puncak seterusnya. Daya tarik kawasan ini masih sangat kuat.
Yang perlu kami lakukan hanya menjadwal ulang rencana. Mengambil cuti pada hari biasa dan bukan hari libur adalah cara terbaik untuk menikmati kawasan Puncak. Hanya, kalau diajak pergi kesana pada Sabtu atau Minggu, atau hari libur, Anda akan selalu mendengar jawaban yang hampir sama “Malas Ah”

Tempat wisata di Bogor terbaru dan paling hits di 2018

Tempat wisata di Bogor terbaru dan paling hits di 2018

Dengan meluasnya penggunaan Instagram, kita jadi bisa berkenalan dengan banyak tempat wisata di Bogor yang mungkin belum diketahui banyak traveler.
Beberapa di antaranya sudah menjadi destinasi wajib buat para pelancong dari generasi milenial. Mungkin Anda juga termasuk salah satunya.
Berikut ini kami tampilkan deretan tempat wisata di Bogor yang paling hits sepanjang tahun 2018.
1. Paralayang Bukit Gantole Puncak

Paralayang Bukit Gantole Puncak Wisata Tempatku

Tempat wisata di Bogor yang satu ini paling cocok untuk pecinta olahraga ekstrem. Letaknya di Jalan Raya Puncak Km 87, Bukit Paralayang, Puncak.
Kapan lagi kita bisa mengudara sambil selfie? Dengan membayar tarif yang ditentukan, kita bisa terbang dari ketinggian Puncak Bogor selama 10 menit.
Selain paragliding, pengunjung juga bisa bersantai menikmati pemandangan kota Bogor dari ketinggian dan selfie.
Tarif: Rp13.000,00 (tarif masuk), Rp350.000,00 (per penerbangan)
2. Taman Bunga Nusantara

Taman Bunga Nusantara Bogor Instagram/petarungtrip

Kalau Bandung punya Cihideung, Bogor punya Taman Bunga Nusantara yang tak kalah fotogenik. Tempat wisata di Bogor yang satu ini dibangun di atas lahan seluas 23 hektar. Dipenuhi bunga-bunga cantik yang ditata dengan apik.
Pengunjung bisa menjajal taman labirin, go-kart, bumper boat atau ATV race. Air mancur musikalnya juga cantik, lho.
Taman Bunga Nusantara berada di kawasan Wisata Kota Bunga, Jalan Mariwati Kilometer 7 Desa Kawungluwuk, Sukaresmi, Cianjur.
Tarif: Rp30.000,00
3. Highland Park Resort

Highland Park Resort Heydeerahma.com

Tempat wisata di Bogor ini suguhkan glamping, konsep berkemah ala hotel berbintang yang saat ini sedang marak di Indonesia.
Berlokasi di Curug Nangka, Kp. Sinarwangi, Taman Sari, Highland Park Resort menawarkan sensasi menginap dengan latar pemandangan Gunung Salak.
Mereka juga menyediakan tenda-tenda ala Mongolia dengan fasilitas lengkap dan berbagai wahana permainan. Antara lain kolam renang, perosotan, karaoke, foot reflexology, futsal, dan flying fox.
Tarif: Rp1.500.000,00 (tarif minimal per malam)
4. Taman Wisata Gunung Pancar

Taman Wisata Gunung Pancar Pegipegi.com

Untuk Anda yang ingin merasakan piknik di tengah alam, tak ada salahnya mengunjungi hutan pinus di kawasan Taman Wisata Gunung Pancar.
Tempat wisata di Bogor ini merupakan bumi perkemahan di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Selain untuk berkemah, pemandangannya yang cantik juga sering diburu untuk selfie kekinian atau foto pre-wedding.
Tarif: Rp5.000,00 (weekdays), Rp7.500,00 (weekend)
5. Curug Cibaliung

Curug Cibaliung Instagram/acephotografi

Selain Taman Wisata Gunung Pancar, Karang Tengah juga punya objek wisata alam berupa curug cantik. Inilah Curug Cibaliung yang berair biru jernih dan sejuk. Belum banyak wisatawan yang mengetahui keberadaan curug ini.
Tarif: Rp10.000,00
6. Curug Ciherang & Jembatan Kayu Gantung

Jembatan Kayu Gantung Curug Ciherang Istimewa

Gardu pandang di ketinggian bukit dengan pemandangan sekitar yang indah bisa ditemui di kawasan wisata Curug Ciherang.
Di sini baru dibangun rumah pohon dan jembatan kayu gantung untuk menikmati keindahan alam sekitar. Jembatan kayunya sendiri sangat Instagramable.
Tarif: Rp5.000,00
7. Warso Farm

Warso Farm Instagram/mpermatasari26

Di sini wisatawan bisa mencicipi buah durian yang baru dipanen. Ada juga buah naga yang juga siap dipetik. Lokasi tempat wisata di Bogor ini adalah Desa Cihideung, Cipelang, Kecamatan Cijeruk.
Tarif: Gratis, Rp50.000,00-Rp60.000,00 (per buah)
8. Pemandian Air Panas Tirta Sanita Ciseeng

Pemandian Air Panas Tirta Sanita Instagram/dhika2602

Tempat wisata di Bogor, daerah Parung ini menawarkan sensasi berendam air panas di infinity pool alami. Airnya yang mengandung belerang dan garam baik untuk kesehatan serta kecantikan kulit.
Di Tirta Sanita juga tersedia kolam rendam privat dan berbagai jenis terapi. Terapi lintah dan fish pedicure pun ada. Untuk anak-anak ada area outbond dan permainan seperti becak mini dan perahu.
Tarif: Rp8.000,00 (anak-anak), Rp 12.000,00 (dewasa)
9. Bukit Alesano

Bukit Alesano Instagram/igedejayapratama

Bukit Bintang-nya Bogor ini tawarkan sensasi berkemah di ketinggian bukit, dikelilingi pemandangan kota Bogor yang tampak seperti taburan bintang di malam hari. Sunrise dan pemandangan Gunung Salak-Gede Pangrango yang terlihat dari puncak Alesano ini juga cantik, lho.
Karena masih tergolong baru, tempat wisata di Bogor ini masih belum dikelola secara resmi.
Tarif: Sukarela
10. Leuwi Lieuk

Leuwi Lieuk Instagram/robby_setiawan88

Tempat wisata di Bogor yang tergolong masih baru ini tak kalah dari Green Canyon Pangandaran dan Angel's Billabong-nya Bali. Berlokasi di Kampung Wangun Cileungsi, Karang Tengah.
Untuk mencapai Leuwi Lieuk Anda harus berenang dari Leuwi Cepet, kemudian trekking sekitar 5 menit. Sedikit ribet memang, tetapi pemandangan sungai hijau pirus yang menanti sepadan dengan usahanya, kok.
Tarif: Rp10.000,00
11. Little Venice Kota Bunga

Little Venice Kota Bunga TRIVINDO

Ingin menikmati nuansa Eropa di kota kanal Venesia? Mampir saja ke Venesia KW di Little Venice Bogor. Tempat wisata di Bogor ini merupakan bagian dari Wisata Kota Bunga. Wisatawan bisa mendayung gondola di kanal-kanal buatan yang persis dengan Venesia asli.
Tarif: Rp20.000,00
12. Jungleland Adventure Theme Park

Jungleland Adventure Theme Park Wisata Sekolah

Jungleland bisa dikatakan sebagai Dufan-nya Bogor. Theme park yang dibangun di lahan seluas 35 hektar ini dilengkapi dengan 31 wahana permainan yang tak bakal bikin bosan.
Tarif: Rp100.000,00 (weekdays), Rp220.000,00 (weekend)
Itulah deretan tempat wisata di Bogor yang sedang hits di kalangan traveler. Silakan kunjungi salah satunya jika Anda berkesempatan untuk liburan di Bogor.

Tempat wisata di Bogor Nirwana

Bogor Nirwana Residence merupakan hunian dengan sederet atraksi wisata. Ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi di sini. Mulai dari wisata kuliner sampai amusement park dengan konsep kekinian.
Berikut ini kami tampilkan beberapa tempat wisata di Bogor Nirwana Residence yang bisa Anda kunjungi saat mampir ke kota Bogor.
13. The Jungle Water Adventure

The Jungle Water Adventure Trip Jalan Jalan

Inilah tempat wisata di Bogor yang pas buat anak-anak dan keluarga. Menghadirkan berbagai wahana air seru dengan konsep outdoor.
The Jungle Water Adventure bertempat di Jalan Bogor Nirwana Boulevard Dreded Pahlawan. Di dalam juga terdapat Sinema 4D dan Fountain Futsal.
Tarif: Rp80.000,00 (weekdays), Rp95.000,00 (weekend)
14. The Jungle Fest

The Jungle Fest Harga Tiket Masuk Tempat Wisata

The Jungle Fest beralamat di Jalan Dreded, Bogor Nirwana Residence. Tempat ini beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu saja.
Taman bermain yang tak terlalu luas ini menawarkan beragam wahana permainan klasik untuk anak-anak. Misalnya saja komidi putar dan bianglala.
Tarif: Rp15.000,00
15. Rumah Air Bogor Nirwana Residence

Rumah Air Bogor TripAdvisor

Ada apa di Rumah Air Bogor Nirwana Residence? Ada sederet saung di tepi kolam tempat pengunjung bisa menikmati beragam kuliner tradisional. Diiringi live music pula. Suasana bersantap pasti jadi bertambah nikmat.
Rumah Air berlokasi di Jalan Boulevard CBD Bogor Nirwana Residence. Di sini Anda juga bisa mencoba fasilitas di arena outbond yang tersedia di sini.
Tarif: variatif
16. Devoyage

Devoyage Bogor 2018 Instagram/asri_nova10

Tempat wisata di Bogor rasa Eropa? Devoyage jawabannya. Berlokasi di Jalan Boulevard Bogor Nirwana Residence Mulyaharja, Bogor Selatan, tempat wisata yang baru diresmikan ini menawarkan Little Europe di tengah kota. Ada Menara Eiffel, Bryggen mini, dan kanal-kanal berkelok ala Venesia.
Tarif: Rp25.000,00 (weekdays), Rp35.000,00 (weekend)
Itulah deretan tempat wisata di Bogor Nirwana Residence yang patut Anda kunjungi.

Tempat wisata di Bogor yang dekat stasiun

Tak punya banyak waktu untuk mengelilingi kota Bogor? Bagi Anda yang bepergian dengan kereta, silakan kunjungi beberapa objek wisata yang bertebaran di sekitar Stasiun Bogor. Semuanya mudah dijangkau dan tak perlu mengeluarkan banyak biaya.
17. Istana Bogor

Istana Bogor Instagram/gr_amy_a

Kalau berkunjung ke Bogor setidaknya harus mampir ke istana negara. Selain menyaksikan kemegahan bangunan istana, pengunjung juga bisa menikmati keasrian taman dan memberi makan rusa yang dipelihara di sana. Biasanya ada pedagang yang menjual wortel mentah dengan harga sekitar RP10.000,00.
Tarif: Gratis
18. Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor Instagram/priapejalan

Kalau sudah mampir ke Istana Bogor, silakan dilanjutkan dengan bermain-main di Kebun Raya Bogor. Bukan cuma pohon dan tumbuhan hijau yang ada di sini.
Lahan luas yang dulunya cuma berfungsi sebagai halaman istana ini juga dilengkapi berbagai atraksi modern. Salah satu yang paling baru adalah Rumah Masa Depan. Di sini juga banyak spot foto Instagramable, lho.
Tarif: Rp15.000,00
19. Taman Ade Irma Suryani

Taman Ade Irma Suryani Hello BOGOR

Taman Topi yang memiliki nama resmi Taman Ade Irma Suryani merupakan pusat hiburan rakyat yang sudah beroperasi selama puluhan tahun. Saat ini Taman Topi memiliki 20 wahana yang bisa dijajal, antara lain bumper car, perahu air, dan kuda poni.
Taman Topi berada di samping stasiun, jadi Anda tidak perlu berjalan kaki terlalu jauh untuk menjangkaunya.
Tarif: Rp10.000,00 (weekdays), Rp12.000,00 (weekend)
20. Museum Sejarah Alam Indonesia
Munasein memiliki koleksi tanaman dari nusantara yang begitu beragam. Dulunya berfungsi sebagai herborium dan museum etnobotani.
Museum beroperasi sejak pukul 08.00 WIB. Saat weekend, museum tutup 2 jam lebih awal, yaitu pukul 14.00 WIB.
Tarif: Rp5.000,00
21. Taman Ekspresi Lapangan Sempur
Aslinya Lapangan Sempur adalah gelanggang olahraga. Namun tempat ini sudah berkembang menjadi pusat wisata dan kuliner. Di sini ada fasilitas untuk skaeteboard, panjat tebing, dan tempat bermain anak-anak.
Kalau ke sini jangan lupa menengok Taman Ekspresi yang memutar film-film indie setiap bulan.

Tempat wisata di Bogor Selatan

Kawasan Bogor Selatan juga memiliki banyak tempat wisata yang layak dikunjungi. Sebagian berada di area Bogor Nirwana Residence, misalnya Devoyage dan The Jungle. Selebihnya berada di Sentul, dan .
Berikut ini beberapa tempat wisata di Bogor Selatan yang bisa Anda kunjungi.
22. The Illusion Bogor

The Illusion Bogor Instagram/ferdiyanza

The Illusion menyuguhkan spot-spot foto unik dengan sentuhan ilusi dari lukisan-lukisan 3D dan properti serba terbalik untuk foto ala film Upside Down.
Kamu bisa mendapatkan harga yang lebih murah dengan memesan tiket masuk di situs booking.
Tarif: Rp70.000,00 (on location)
23. Bogor Mini Zoo

Bogor Mini Zoo Instagram/sucicus_natalia

Bogor Mini Zoo merupakan kebun binatang mini yang mengusung konsep wisata edukasi. Tempat ini cocok untuk berlibur bersama keluarga, terutama anak-anak. Pasalnya di sini mereka bisa bermain dengan satwa-satwa yang tergolong jinak.
Tarif: Rp35.000,00 (anak-anak), Rp40.000,00 (dewasa)
24. Prasasti Batutulis
Beralamat di Jalan Batutulis No. 54, tempat wisata di Bogor ini merupakan situs sejarah peninggalan Kerajaan Pajajaran. Prasasti memuat kisah tentang kebesaran Prabu Siliwangi. Selain prasasti ada pula beberapa artefak lain.
Tarif: Gratis
Demikian rekomendasi aneka tempat wisata di Bogor yang bisa Anda kunjungi saat liburan nanti. Siapkan anggaran dan liburan dengan seksama terlebih dahulu.

Jumat, 20 Juli 2018

“Tuhan, Aku, dan Alam” karya Sadulur Pecinta Alam PANTERA

“Ingatlah bahwa di mana pun engkau berada dalam perjalananmu, betapa pun terjalnya dinding lembah yang harus kau lewati, betapa tinggi puncak yang harus kau daki, ingatlah bahwa semua itu adalah bagian dari bumi tanah air kita yang tercinta… Indonesia. Jika engkau telah sampai ke taraf ini, maka di pelosok mana pun dunia tempat kau berada, maupun di bawah naungan Matterhorn, Jungefrau, di puncak El Capitan di Sierra Nevada, di jaluran glasial di Rocky Mountain atau di Alaska, di Appalachian, di daerah Khasmir atau Nepal, di Hokkaido maupun sekitar Gunung Fujiyama yang suci ataupun puncak-puncak gunung di Selandia Baru… engkau senantiasa dan selalu akan mengarahkan wajahmu ke daerah Khatulistiwa di antara Benua Australia dan Asia… yaitu Ibu Pertiwi Indonesia… “die Heilige Heimat”, karena ia adalah Mekkah dan Roma bagimu…”
Surat dari Prof. Dr. M.T. Zen 
kepada MAPALA UI, 29 Desember 1965

Itulah secuplik pesan dalam surat yang disampaikan oleh legenda pendaki gunung dan pecinta alam Indonesia, Prof. Dr. M.T. Zen. Sebuah kalimat yang saya cuplik dari Kata Pengantar yang disampaikan oleh Herman O. Lantang dalam buku “Tuhan, Aku, dan Alam” Antologi Kisah Petualangan Spiritual 25 Sahabat Alam, itu memang amat menggugah. Dalam makna yang lebih dalam lagi, pesan yang begitu bernas tersebut, saya rasa, juga adalah pesan untuk kita semua, para generasi muda Indonesia. Tentu, tiada lain dan tiada bukan, adalah untuk lebih mencintai tanah yang kita tinggali ini dan tanah yang dari dalamnya kita minum airnya, yakni Indonesia (engkau senantiasa dan selalu akan mengarahkan wajahmu ke daerah Khatulistiwa di antara Benua Australia dan Asia… yaitu Ibu Pertiwi Indonesia).

Prof. Dr. M.T. Zen jelas sedang mengingatkan kita (jika tidak mau disebut menyentil) akan kecintaan generasi muda kini akan bangsanya sendiri yang agaknya semakin hari kian memudar. Tengok saja tulisan-tulisan sekarang yang terhimpun dalam buku-buku yang kini lebih melirik ke Barat (Eropa, Amerika, Timur Tengah, Korea, dll.) sebagai bahan jualannya. Segala yang ber-setting Asing kemudian diburu dan oleh karenanya sungguh laku. Sedangkan, setting Indonesia—yang sangat mungkin lebih indah dari kepunyaan negeri seberang—kurang diminati, setidaknya untuk dijadikan bahan jualan sebuah buku.

Dan bukan bermaksud membanding-bandingkan keindahan di sana dan di sini (mana yang lebih indah antara Barat atau Timur?), tapi alangkah sayangnya jika sebagai manusia Indonesia kita sama sekali tidak bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri perihal rupa Ibu Pertiwi yang begitu rupa-rupa. (Apa yang kemudian lebih menyentuh lagi seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr. M.T. Zen: “..Janganlah kau nanti menjadi seorang di hadapan “Si Pencipta” yang hanya dapat mengemukakan fakta kering tentang berapa ribu kali engkau bersujud untuk menyembah-Nya, tetapi tidak dapat menjawab apabila ditanya kepadamu: “Bagaimana dengan Pegunungan Tengger dan Dieng-Ku? Merapi dan Danau Toba-Ku yang Kuciptakan dengan susah payah? Tidakkah kau perhatikan itu?”).












Sepenggal Resensi
Sebagai manusia Indonesia, dan sebagai salah seorang penulis dalam Antologi Kisah Petualangan Spiritual ini, saya bangga sekaligus mengapresiasi hadirnya buku “Tuhan, Aku, dan Alam” karya Sadulur Pecinta Alam PANTERA. Tak muluk-muluk, hadirnya buku sederhana karya 25 Sahabat Alam tersebut menjadi semacam oase di tengah tandusnya referensi daleman Ibu Pertiwi dan juga gempuran buku-buku yang menyoal tentang keindahan negeri tetangga.
Dalam buku “Tuhan, Aku, dan Alam” ke-25 Sahabat Alam mencurahkan pengalamannya akan alam lewat lima segmentasi cerita: Petualangan, Kemanusiaan, Pengabdian, Keteguhan, dan Perenungan. Dalam bagian Petualangan, kelima Sahabat Alam PANTERA sedikit membukakan mata kita jika ternyata ada Semeru, Slamet, dan Merbabu, yang sungguh memesona. Ada kepuasan dibalik sisi petualangan. Rasa capek saat mendaki gunung tak ada artinya sama sekali jika harus dibayar oleh keindahan dan kepuasan saat menggapai puncak tertinggi. Pada bagian kedua, Kemanusiaan, kita disajikan kisah-kisah yang menyentuh dari kelima Sahabat Alam. Menyajikan beberapa fakta soal bencana dan tindakan penyelamatan (rescue) yang seringkali kita remehkan dan sepelekan. Berlanjut lagi ke bagian ketiga, yakni Pengabdian, bagaimana kelima Sahabat Alam membagikan kisah pengabdian mereka masing-masing hidup di tengah-tengah masyarakat. Inilah ujian sesungguhnya sebagai seorang pecinta alam, bahwa pecinta alam adalah sebuah predikat yang disandangkan bukan hanya kepada mereka yang hobi naik gunung atau menjelajah alam bebas semata, tapi mereka yang sungguh punya makna lebih di hadapan sesamanya. Bagian keempat menyoal tentang Keteguhan, bagaimana kisah lima Sahabat Alam yang dengan keteguhannya menjalani dan mengambil langkah soal apa yang diyakininya. Tentu saja tidak mudah untuk meyakini prinsip dan menjalani prinsip hidup tersebut jika tanpa diiringi oleh keteguhan yang kuat. Dan, bagian terakhir adalah tentang Perenungan. Pembaca diajak untuk merenungi lagi soal makna penciptaan manusia dan alam (Tuhan-Manusia-Alam, Causa Prima-Mikrokosmos-Makrokosmos). Ada makna dibalik segala penciptaan yang patut kita renungi dan bukan hanya sekadar lewat dan melintas begitu saja.
Lewat gaya bahasa dan bertutur yang berbeda-beda menjadikan buku tersebut terasa lebih berwarna dan menarik untuk dibaca—terlepas dari deskripsi yang serbasederhana di sana-sini dan apa adanya.
Terakhir, dan sungguh ini menjadi hasrat dan mungkin obsesi saya pribadi, dengan membaca buku ini dan dengan kembali mengkaji ragam alam Indonesia semoga kita benar-benar dapat memaknai diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya serta memaknai eksistensi tanah air yang kita diami ini—bukan malah Wallace atau bahkan Blair Bersaudara yang nampaknya “lebih tahu” Indonesia ketimbang kita sendiri. Marilah kita kembali menghadapkan muka ke Timur, Indonesia.